Selasa, 14 April 2009

Mari Menyembuhkan Kanker !!

keladi-tikus-2.jpg Satu lagi tanaman ajaib ditemukan di Indonesia. Namanya “keladi tikus”. Ia terbukti bisa membunuh berbagai jenis sel kanker dalam waktu relatif singkat. Di Malaysia, tanaman ini sudah dikembangkan oleh seorang profesor ahli kanker dan telah berhasil membantu ribuan pasien di seluruh dunia.

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman “keladi tikus” (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain. Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 sentimeter ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. “Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa,” kata Drs Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia. Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.

Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.

Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.

“Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontok an rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan”, jelas Patoppoi. Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. “Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh tersebut,” ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. “Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia,” kenang Patoppoi sambil tersenyum.

Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu. Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan, Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. “Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,” lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do’a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran,Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.

“Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai,” kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalani nya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. “Bahkan nafsu makan ibu sayapun kembali normal,” lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. “Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta,” kata Patoppoi.

Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isteri nya. “Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,” lanjut Patoppoi. Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung pengobatan dukungan tersebut dan menyarankan agar mengembangkan nya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali. “Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif,” sambung Boni sambil tertawa.

Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr. Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr.Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. “Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh,” sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.

Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data- data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.

“Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos,” ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. “Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini,” lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo. Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif. Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr.Teo secara langsung. Atas bantuan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr.Teo di Penang, Malaysia.

Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia. Ternyata saat Patoppoi mendapat buku “Cancer, Yet They Live” edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih Empat No. 5, Jakarta, telp. 021-4894754, dan di Buduran, Sidoarjo.

Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. “Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita,” kata Boni. Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala enderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. “Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan. Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit Malaysia,” lanjut Boni. “Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjang an waktu pembayaran.” tambahnya. Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabaya ini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi.

Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini, tidak di temui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal.

Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai “ter-kun” atau dokter- dukun. “Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern,” kata dokter tersebut. Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberi kan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru.

Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan the dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi keter gantungan pada narkoba tersebut. “Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi,” sambung Boni sambil tertawa.

Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.

Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar- rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis. Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan.

Kebiasaan perusak OTAK !!

Perlu anda perhatikan kembali kebiasaan-kebiasaan anda setiap hari, apakah kebiasaan itu termasuk dalam 10 kebiasaan yang dapat merusak otak? Temukan jawabannya dari daftar berikut ini.

1. Tidak Sarapan Pagi
Sarapan pagi merupakan jhla yang paling penting dilakukan karena selain sarapan dapat menunjang kebutuhan tubuh selam kita beraktivitas samapi siang ternyata sarapan juga penting bagi otk. Mereka yang tidak pernah melakukan sarapan mempunyai kadar gula yang rendah, akibatnya supali nutrisi ke otak menjadi kurang.

2. Makan Terlalu Banyak
Terlalu banyak makan, apalagi makanan yang berkadar lemak tinngi, dapat menyebabkan penimbunan lemak pada dinding otak dan pembuluh darah, akibatnya kemampuan kerja otak menurun.

3. Merokok
Zat rokok yang terhisap dapat mengakibatkan penyusutan otaka secara cepat dan dapat mengakibatkan penyakit Alzheimer.

4. Mengkonsumsi Gula Terlalu Banyak
Mengkonsumsi gula terlalu banyak dapat mengakibatkan terganggunya penyerapan nutrisi dan protein sehingga dapat terjadi ketidakseimbangan gizi yang akan mengganggu perkembangan otak.

5. Polusi udara
Otak merupakan organ yang mengkonsumsi oksigen terbanyak. Menghirup udara yang berpolusi dapat menurunkan suplai oksigen dan menurunkan efesiensi otak.

6. Kurang Tidur
Saat kita tidur otak juga beristirahat dan memulihkan kemampuannya. Bila kita kurang tidur dalam kurun waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak secara cepat.

7. Tidur Sambil Menutup Kepala
Tidur sambil menutup kepala dapat meningkatkan konsentrasi zat karbondioksida dan menurunkan konsentrasi oksigen sehingga menimbulkan efek kerusakan pada otak.

8. Menggunakan Pikiran Saat Sakit
Memaksakan berpikir dan bekerja terlalu keras dapat saat sedang sakit dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas kerja otak dan dapat merusak otak.

9. Kurang Menstimulasi Otak
Berpikir adalah cara yang paling tepat melatih otak kita, bila kita jarang menstimulasi otak untuk berpikir dapat emngkerutkan otak kita.

10. Jarang Berkomunikasi
Berkomunikasi merupakan sarana tepat untuk memacu kerja otak. Berkomunikasi yang menggunakan intelektual dapat memicu efesiensi otak. Jarang berkomunikasi dapat menyebabkan intelektual otak jadi kurang terlatih.


Kamis, 19 Februari 2009

Tentang mereka

aku pernah hidup bersama mereka.. ketika aku mulai berlari dengan seragam itu. ketika itu pula kenangan mulai dirajut satu per satu..
hari yang terasa berat kadang begitu ringan di jinjing.. suatu ketiak pengungunman yang membuat orang bersorak lahir dari suara mereka.. itu adalah jeritan hati yang memecah dengan tangis ..

selamat tinggal atau sampai jumpa ?
semua orang bingung untuk mengucapkan yang mana!! padahal hanya sebuah kata yang tanpa nilai jika kita salah memilih untuk berucap.
tapi apa hendak dikata semua adalah ungkapan hati..
satu persa tu mereka mulai hilang dan tidak terlihat dari kasat mata yang cukup lelah menunggu mereka kembali....
tentang mereka telah terurai dan mejalani hidup masing - masing..

tapi suatu ketika hari mulai berlanjut dan detik mulai berputar meski semua harus terus berputa aku tlah bertemu dengan mereka yang baru.. tanpa harus melupakan mereka yang tlah bersayap pergi untuk mengarungi mimpi.

ya...
aku bercerita tentang mereka sahabat ku...
mungkin terlalu lumrah untuk diceritakan tapi inilah kisahnya.. semua orang pun tahu itu..

kini tentang mereka yang tlah pergi
hanya bisa ku berkata semoga sukses dan dapat kembali menjadi orang yang membanggakan!!

HIDuP DARI MIMPI

satu ketika ,,
kita terlahir dari mereka yang saling mencintai..tumbuh sebagai harapan ...agar seorok tubuh lunglai ini dapat berdiri dan menatap hari...

ketika itu setiap kita mulai berpikir akan sesutu..sesuatu yang bermula dari khayalan...dan menjadi mimpi. sebuah fakta akan tertindak dan kapan mnjadi nyata hanya kita yang tahu..orang pernah berkata hiduplah dari mimpi

mimpi membesarkan kita untuk dapat melangkah..keman kita mengarah..
pernahkah kita berpikir sejenak kita berdiri di suatu tempat karena kita bermimpi akan itu.. ketika kita menuju suatu tempat karena kita bermimpi untuk ke tempat itu..
pikiran yang mendasar untuk menginginkan sesuatu itulah sebuah mimpi..

mimpi tidak hanya sebauh khayalan menjadi presiden amerika atau indonesia ,, mimpi tidak hanya tentang keinginan menjadi pilot dan isinyur atau seorang yang sukses..

tapi mimpi lebih dari itu,,
sebuah angan yang belum nyata yang terkadang membawa semngat dari dalam diri .. dan terkadang membawa keputus asaan untuk jiwa..

kekuatan mimpi lebih bdari itu.. mimpi bisa membuat manusia hidup dan mimpi juga bisa membuat orang mati dalam seketiak..
tidakkah kita berpikir segala sesuatu yang terjadi didunia atas dasar mimpi ???

lalu kini ku mulai bertanya apakah mimpi anda??
sudakah tercapai???